Jakarta, Harian Analisa – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, optimis kinerja sektor keuangan akan berlanjut. Kredit perbankan diprediksi bisa tumbuh di kisaran 10 persen hingga 12 persen.
Selain itu, OJK juga menargetkan untuk pasar modal, nilai emisi bisa mencapai Rp200 triliun. Untuk IKNB, piutang pembiayaan Perusahaan Pembiayaan diproyeksikan tumbuh 13 persen sampai 15 persen.
Kemudian, untuk aset asuransi jiwa dan asuransi umum diperkirakan tumbuh sebesar 5 persen sampai 7 persen di tengah program reformasi yang dilakukan OJK, termasuk aset Dana Pensiun diperkirakan juga tumbuh 5 persen sampai 7 persen.
Di samping proyeksi-proyeksi tersebut, OJK juga telah menyusun dan menetapkan prioritas-prioritas kebijakan di tahun 2023 ini. Prioritas kebijakan pertama adalah penguatan sektor jasa keuangan.
Prioritas kebijakan kedua, menjaga pertumbuhan ekonomi dengan optimalisasi peran sektor keuangan. OJK akan mendorong sumber pendanaan yang dapat dioptimalkan melalui peningkatan minat investor terhadap instrumen investasi berkelanjutan dan hijau serta investasi syariah di Indonesia.
Prioritas kebijakan ketiga, Peningkatan Layanan dan Penguatan Kapasitas OJK sebagai respon atas masukan industri, stakeholders serta masyarakat. Untuk itu, OJK akan memperluas pemanfaatan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) untuk memberikan kesetaraan level playing field.
Lalu, mempercepat implementasi perizinan single window serta memberikan layanan perizinan yang lebih cepat dan terintegrasi, dan memfasilitasi koordinasi industri jasa keuangan dengan otoritas dan lembaga lain untuk menghindari duplikasi tindakan, kesetaraan standar dan perlakuan, serta memberikan kepastian hukum.***
sumber: merdeka.com