Oleh : Radja Fadlul Arabi
Hari ini adalah sebuah hari dimana yang saya mengeluarkan isi pemikiran saya yang sudah lama saya pendamkan dan saya merealisasikan dalam bentuk tulisan ini, saya juga ingin memberitahukan kepada seluruh pembaca tulisan ini bisa dijadikan sebuah referensi dalam melakukan segala sesuatu yang terjadi di dunia pendidikan Indonesia terutama kampus.
Perguruan tinggi atau lebih dikenal denagan kampus adalah sebuah lembaga satuan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi dalam berbagai jenis bentuknya yang dimulai dari rendah ke tinggi seperti, akademi, politeknik, sekolah tinggi, institute, dan universitas. Setiap kampus itu memiliki visi dan misi yang berbeda namun mereka harus bisa melaksanakan sebuah tridarma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian.
Saya juga ingin pembaca menjadi saksi cakrawala terbukanya pemikiran terhadap tulisan saya dengan beralasan tulisan ini adalah sebuah tulisan yang murni saya tuliskan tanpa ada intervensi dari berbagai macam-macam pihak.
Setiap siswa yang sudah melaksanakan sekolah menengah atas( SMA) maka siswa ini diharuskan, bahkan diwajibkan agar bisa menduduki dunia perguruan tinggi yang dikenal dengan sebutan “MAHASISWA”
Saya rasa pengertian mahasiswa baik secara epstimologi maupun terminology bisa di searching di berbagai jenis platform sosial media yang diwujudkan melalui wadah seperti Koran, computer dan handphone. Dan oleh sebab itulah maka saya akan menjelaskan sebuah referensi cuplikan kehidupan yang terjadi di dunia mahasiswa.
Tridarma perguruan tinggi yang telah saya sebutkan diatas itu bisa diwujudkan apabila kita sudah menjadi mahasiswa, saya mengutip kata-kata dari lagu yaitu “menjadi mahasiswa bukanlah suatu hal yang mudah”. Mahasiswa itu harus bisa menguasai segalanya baik dari segi kehidupan pribadi, maupun kehidupan bermasyarakat.
Namun alangkah sayangnya kita melihat kondisi mahasiswa sekarang yang kurang bisa memenuhi harapan dari keluarga maupun masyarakat sehingga saya bisa menyimpulkan bahwa sebahgian mahasiswa sekarang itu adalah “Tikus-Tikus Berdasi”.
Saya memiliki landasan mengapa saya memberikan julukan tersebut. Landasan saya bisa dibuktikan dengan secara ilmiah maupun non ilmiah. Apabila mengacu kepada konsep tridarma perguruan tinggi yaitu pendidikan maka saya bisa mengatakan bahwa mahasiswa sekarang itu kuliah bukan karena keinginan dia untuk menjadi seorang yang berpendidik, namun mereka lebih mengedepankan beberapa keinginan oknum-oknum yang berada dikawasan kehidupan mereka di luar kampus.
Ada juga mahasiswa yang mengambil jurusan yang tidak sesuai dengan keinginan mereka sehingga membuat mereka menjadi seorang yang tidak peduli akan pendidikannya sebagai mahasiswa. Namun saya merasa bahwa konsep tridarma perguruan tinggi yang pertama tidak semuanya dihuni oleh tikus almet, dengan beralasan masih banyak mahasiswa yang memiliki keinginan tinggi dalam menjadi seorang yang berpendidikan.
Apabila merealisasi dan mengkesinambungkan konsep tridarma perguruan tinggi yang kedua yaitu penelitian maka kehidupan tikus alemt akan diadopsi oleh mahasiswa yang akan memiliki sebuah judul, masalah, dan tempat yang akan dijadikan penelitian namun disini terjadi kesalahpahaman dikarenakan dengan berbagai macam-macam alasan sehingga terkadang tikus almet ini berhasil menguasai dunia mahasiswa tingkatan akhir. Namun tikus almet ini bisa diatasi dengan dilakukan sebuah konsolidasi komunikasi antara mahasiswa dan lingkungan penelitian yang akan dihadapi oleh mahasiswa tersebut.
Tujuan terakhir adalah pengabdian masyarakat yang dimana inilah momen tikus-tikus berdasi ini hampir bisa menguasai mahasiswa bahkan bisa continue dengan subjek yang berbeda. Untuk melakukan pengabdian masyarakat maka diperlukan semangat berorganisasi dan semangat kerjasama antara mahasiswa dan masyarakat, namun yang terjadi sekarang adalah begitu banyak tikus almet yang menghancurkan reputasi mahasiswa dan organisasi sehingga masayarakat di zaman sekarang ini menganggap bahwa mahasiswa itu adalah the next atau plagiasi “Tikus-Tikus Kantor”.
Hal ini disebabkan adanya sebuah kekeliruan yang dijadikan budaya oleh mahasiswa disaat mereka melakukan pengabdian masayarakat denagn berbagai macam-macam bentuk jenis pelanggaran yang menyebabkan hilangnya rasa kepercayaan masyarakat kepada mahasiswa, namun bagi penulis keperceyaan itu dapat dikembalikan apabila mahasiswa melakukan konsolidasi terhadap masyarakat yang dijadikan sebagai objek pencurian secara moral dan secara material.
Lalu bagaimana ‘tikus kantor’ atau almet ini bisa begitu continue? Pertanyaan ini sebenarnya sudah ada dan selalu membuat penulis harus berdiskusi serta muhasabah diri sehingga penulis yakin tidak akan menjadi’ tikus almet”.
Sebelum Mahasiswa melakukan pengabdian kepada masyarakat maka dia harus melakukan pengabdian kepada lingkungan sekitar kampus yang kita kenal dengan sebutan organisasi baik secara internal maupun eksternal, bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa kampus itu adalah miniature negara maka di dalam kampus sendiri terdapat lembaga-lembaga yang bersifat atau memilki kewenangan yang hampir sama dengan Negara namun memiliki variasa yang berbeda dalam merealisasinya.
Tikus almet memiliki sifat penakut yang bersembunyi dibalik kata mahasiswa dan wakil mahasiswa sehingga menyebabkan organisasi atau lembaga menjadi sesuatu yang menakutkan bagi regenerasi mahasistwa yang peduli akan pengabdiannya, penulis mengkampanyekan kepada para pembaca agar bisa menghilangkan sifat tikus almet ini.
Dan untuk bisa menghilangkan sifat ini maka kita coba melakukan sebuah konsolidasi keterbukaan informasi terkait semua yang berhubungan dengan kegiatan pengabdian mahasiswa di kampus dan juga penulis mengkampanyekan kepada seluruh pemangku kegiatan pengabdian mahasiswa agar bisa menjalankan amanah yang telah diberikan sehingga penyakit tikus almet ini berhenti dari dunia pengabdian mahasiswa, sehingga siswa yang akan menjadi mahasiswa kedepannya yang dikenal dengan istilah regenerasi mampu melakukan suatu perubahan singnifikan dimasa mereka memangku kegiatan pengabdian mahasiswa dan juga pengabdian masyarakat.